1. Sel
Darah Merah
Sel
darah merah atau eritrosit adalah merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti
yang berdiameter 8m, tebal bagian tepi
2m pada bagian tengah tebalnya hanya 1 m atau kurang. Karena se itu lunak dan
lentur maka dalam perjalanannya melalui mikrosirkulasi konfigurasinya berubah.
Stroma bagian luar yang mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan
B serta Rh yang menentukan golongan darh seseorang. Komponen utama sel darah
merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2
dan mempertahankan Ph normal melalui serangkaian dapar intraseluler. Molekul-
molekul Hb terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida (globulin) dan 4 gugus hem,
masing- masing mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini memungkinkan
pertukaran gas yang sangat sempurna.
Jumlah sel darah merah kira- kira per milimeter kubik darah
pada rata- rata orang dewasa dan berumur 120 hari. Keseimbangan yang tetap di
pertahankan antara kehilangan dan penggantian sel darah setipa hari.
Pembentukan sel darah merah di rangsang oleh hormone glikoprotein,
eritroprotein, yang di anggap berasal dari ginjal. Pembentukan eritoproteindi
pengaruhi oleh hipoksia jaringan yang di pengaruhi factor- factor seperti
perubahan O2 atmosfir, berkurangnya kadar O2 dalam
arteri, dan berkurangnya konsentrasi hemoglobin. Eritoprotein merangsang sel
induk untuk memulai proliferasi dan pematangan sel sel- sel darah merah.
Selanjutnya, pematangan tergantung pada jumlah zat- zat makanan yang cocok
seperti Vitamin B12, asam folat, protein- protein, enzim- enzim, dan
mineral seprti besi dan tembaga.
2. Haemoglobin
Haemoglobin
adalah pigmen merah yang membawa oksigen dalam sel darah merah, suatu protein
yang mempunyai berat molekul 64.450. Sintesis haemoglobin dimulai dalam pro
eritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena
ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah,
maka retikulosit tetap membentuk sedikit mungkin haemoglobin selama beberapa
hari berikutnya. Tahap dasar kimiawi pembentukan haemoglobin. Pertama, suksinil
KoA, yang dibentuk dalam siklus krebs berikatan dengan glisin untuk membentuk
molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung untuk membentuk protopor firin
IX yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk molekul heme. Akhirnya,
setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang yang disebut
globin, yang disintetis oleh ribosom, membentuk suatu sub unit hemoglobulin yang
disebut rantai hemoglobin. Terdapat beberapa variasi kecil pada rantai sub unit
hemoglobin yang berbeda, bergantung pada susunan asam amino di bagian
polipeptida. Tipe-tipe rantai itu disebut rantai alfa, rantai beta, rantai
gamma, dan rantai delta. Bentuk hemoglobin yang paling umum pada orang dewasam,
yaitu hemoglobin A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua rantai
beta.
Pembentukan hemoglobin
terjadi pada sumsung tulang melalui semua stadium pematangan. Sel darah merah
memasuki sirkulasi sebagai retikulosit dari sumsung tulang. Retikulasot adalah
stadium terakhir dari perkembangan sel darah merah yang belum matang dan
mengandung jala ysng terdiri dari serat- serat reticular. Sejumlah kecil
hemoglobin masih di haslikan selama 24 jam sampai 48 jam pematangan; retikulim
kemudian larut dan menjadi sel darah merah yang matang.
3. Proses
pengahancuran Sel darah merah
Waktu sel adarah
merah menua, sel ini menjadi lebih kaku dan lebih rapuh, akhirnya pecah. Hemoglobin difagositosis terutama di limpa,
hati, dan sumsung tulang, kemudian di reduksi menjadi globin dan hem, globin
kemudian masuk kembali sumber asam amino. Besi di bebaskan dari hem dan
sebagian besar di angkut oleh protein plasma tranferin ke sumsung tulang untuk
pembentukan sel darah merah baru. Sisa besi di simpan di dalam hati dan
jaringna tubuh laindalam bentuk feretindan hemosiderin, simpanan ini akan di
gunakan lagi di kemudian hari (Guyton, 1981). Sisa hem di reduksi menjadi
karbon monoksida (CO) dan bileverdin. CO ini di angku dalm bentuk karboksi
hemoglobin. Dan di keluarkan melalui paru- par. Bileverdin di reduksi menjadi
bilirubun bebas yang perlahan di keluarkan ke dalam plasma, dimana bilirubin
bergabung ke dalam albuminplasma kemudian di angkut ke dalam sel- sel hati
untuk diekskresi ke dalam kanalikuliempedu (Robinson, 1983) Bila da
penghancuran aktif sel- sel darah merah seperti pada hemolisis, pembebasan
jumlah bilirubun cepat ke dalam cairan ekstraseluler menyebabkan kulit dan
konjungtiva terlihat kuning keadaan ini di sebut ikterus (Guyton, 1981).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar